Santo Tarsisius (bahasa Inggris: St. Tarcisius atau Tarsicius; bahasa Italia dan bahasa Spanyol: San Tarsicio atau Tarcisio) adalah seorang martir awal Gereja Kristen yang hidup pada abad ke-3. Sedikit yang diketahui tentang dirinya berasal dari prasasti metrikal oleh Paus Damasus I, yang adalah Paus setidaknya seabad kemudian.
Ia memilih mati di tangan massa daripada memberikan kepada mereka Sakramen Mahakudus yang dibawanya. Sebagaimana Damasus membandingkan dia dengan Santo Stefanus, yang dilempari batu sampai meninggal, hal ini mungkin menjadi cara Tarsisius menemukan ajalnya. Ceritanya diperluas oleh Kardinal Nicholas Wiseman, yang menggambarkan dia sebagai alkolit muda dalam novelnya, Fabiola, or the Church in the Catacombs.
Dia awalnya dimakamkan di katakomba San Callisto, tetapi kini sisa peninggalannya berada di Gereja San Silvestro di Capite di Roma. Hari Pestanya dirayakan pada tanggal 15 Agustus, tetapi, sejak hari itu juga merupakan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, ia tidak disebutkan dalam Kalender Romawi Umum, tetapi hanya dalam Martirologi Romawi.
Ia merupakan pelindung putra altar dan penerima komuni pertama. Kotamadya Saint-Tharcisius di Quebec, Kanada dinamakan untuk menghormatinya, demikian pula dengan sebuah lonceng seberat 35 kilogram (77 lb) di Stephansdom, Wina, Austria. Beato José Sánchez del Río juga dikenal dengan nama pendek "Tarcisius".
Biodata St.Tarsisius
Santo Tarsisius lahir pada tanggal 15
Agustus sekitar tahun 250 di Roma. Setiap pagi, sebelum fajar ia sering
melewati jalan-jalan dan lorong-lorong kota Roma ke tempat orang
Kristiani berkumpul. Gua – gua bawah tanah, yang sebetulnya adalah
kuburan, mereka gunakan sebagai tempat pertemuan. Tempat seperti itu
dinamakan Katakomba. Yaitu sebgangn lurus panjang gelap dan ditutup oleh
batu panjang. Mereka hanya berani berkumpul pada malam hari, karena
agama mereka terlarang.
Pada zaman kaisar Valerianus, orang-orang
Nasrani tidak diperkenankan untuk menerima sakramen (Tubuh Kristus) dan
diharuskan untuk menyembah berhala. Bila tidak mau menyembah berha,
maka akan ditangkap dan dibunuh. Pada suatu hari seperti biasa Tarsisius
pergi ke Katakomba untuk mengikuti Misa. Pada saat itu Bapa Suci (Sri
Paus) ingin mempersembahkan misa sendiri. Tapi hanya sedikit orang yang
datang, karena kebanyakan dari orang Kristiani sudah ditangkap, adapula
yang mengungsi ke luar kota untuk menyelamatkan diri. Tidak seperti
biasa Tarsisius tidak langsung pulang, tetapi membantu untuk mengatur
alat Misa. Saat itu Sri Paus mengeluh bahwa ada petugas penjara yang
datang secara diam-diam. Dia bilang tawanan-tawanan Nasrani ingin sekali
menyambut Tubuh Kristus sebelum dibunuh. Tetapi keadaannya tidak
memungkinkan karena wajah Sri Paus sudah tidak asing bagi kebanyakan
orang.
Maka dari itu Tarsisius memberanikan diri
untuk memberikan sakramen kepada tawanan-tawanan tersebut. Pada
pagi-pagi benar, Tarsisius berjalan menelusuri setiap Katakomba dan
menuju penjara dimana para tawanan berada, dia membawa Hosti Suci dalam
kotak emas dan dikalungkandengan tali pada lehernya serta menutupinya
dengan toga yang ia pakai. Tetapi malang bagi nasibnya, di tengah
perjalanan ia bertemu dengan teman-teman sekolahnya, teman-teman
mengetahui bahwa ia membawa sesuatu dari orang Kristiani, mereka meminta
paksa dan Tarsisius menolaknya, sehingga Tarsisius dilempari batu,
dipukuli dan ditendang sampai sekarat.
Tak lama kemudian ia bertemu dengan
seorang prajurit yang kebetulan beragama Nasrani. Anak-anak itu pun lari
pontang-panting karena teriakan prajurit itu. Setelah itu ia meminta
tolong kepada prajurit tersebut untuk mengantarkannya kepada para
tawanan. Setelah prajurit itu bersedia untuk membawa Hosti Suci,
Tarsisius pun dibawa ke rumah orang Kristiani terdekat dan ditinggalkan,
karena prajurit itu mau mengantarkan Komuni Suci secara diam-diam
kepada para tawanan. Tak lama kemudian Tarsisius meninggal, lukanya
terlalu parah. Ia dimakamkan di Katakomba Kalikstus, di Jalan Apia,
dekat makam para Sri Paus.
Dari peristiwa tersebut maka Gereja
memilih dia menjadi pelindung akolit(proakolit), karena telah
mengorbankan hidupnya demi Ekaristi Kudus. Martir suci ini diperingati
setiap tanggal 15 Agustus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar