Laman

Selasa, 15 Juli 2014

Santo Tarsisius



Santo Tarsisius (bahasa Inggris: St. Tarcisius atau Tarsicius; bahasa Italia dan bahasa Spanyol: San Tarsicio atau Tarcisio) adalah seorang martir awal Gereja Kristen yang hidup pada abad ke-3. Sedikit yang diketahui tentang dirinya berasal dari prasasti metrikal oleh Paus Damasus I, yang adalah Paus setidaknya seabad kemudian.
Ia memilih mati di tangan massa daripada memberikan kepada mereka Sakramen Mahakudus yang dibawanya. Sebagaimana Damasus membandingkan dia dengan Santo Stefanus, yang dilempari batu sampai meninggal, hal ini mungkin menjadi cara Tarsisius menemukan ajalnya. Ceritanya diperluas oleh Kardinal Nicholas Wiseman, yang menggambarkan dia sebagai alkolit muda dalam novelnya, Fabiola, or the Church in the Catacombs.
Dia awalnya dimakamkan di katakomba San Callisto, tetapi kini sisa peninggalannya berada di Gereja San Silvestro di Capite di Roma. Hari Pestanya dirayakan pada tanggal 15 Agustus, tetapi, sejak hari itu juga merupakan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, ia tidak disebutkan dalam Kalender Romawi Umum, tetapi hanya dalam Martirologi Romawi.
Ia merupakan pelindung putra altar dan penerima komuni pertama. Kotamadya Saint-Tharcisius di Quebec, Kanada dinamakan untuk menghormatinya,  demikian pula dengan sebuah lonceng seberat 35 kilogram (77 lb) di Stephansdom, Wina, Austria. Beato José Sánchez del Río juga dikenal dengan nama pendek "Tarcisius".

Biodata St.Tarsisius

Santo Tarsisius lahir pada tanggal 15 Agustus sekitar tahun 250 di Roma. Setiap pagi, sebelum fajar ia sering melewati jalan-jalan dan lorong-lorong kota Roma ke tempat orang Kristiani berkumpul. Gua – gua bawah tanah, yang sebetulnya adalah kuburan, mereka gunakan sebagai tempat pertemuan. Tempat seperti itu dinamakan Katakomba. Yaitu sebgangn lurus panjang gelap dan ditutup oleh batu panjang. Mereka hanya berani berkumpul pada malam hari, karena agama mereka terlarang.
Pada zaman kaisar Valerianus, orang-orang Nasrani tidak diperkenankan untuk menerima sakramen (Tubuh Kristus) dan diharuskan untuk menyembah berhala. Bila tidak mau menyembah berha, maka akan ditangkap dan dibunuh. Pada suatu hari seperti biasa Tarsisius pergi ke Katakomba untuk mengikuti Misa. Pada saat itu Bapa Suci (Sri Paus) ingin mempersembahkan misa sendiri. Tapi hanya sedikit orang yang datang, karena kebanyakan dari orang Kristiani sudah ditangkap, adapula yang mengungsi ke luar kota untuk menyelamatkan diri. Tidak seperti biasa Tarsisius tidak langsung pulang, tetapi membantu untuk mengatur alat Misa. Saat itu Sri Paus mengeluh bahwa ada petugas penjara yang datang secara diam-diam. Dia bilang tawanan-tawanan Nasrani ingin sekali menyambut Tubuh Kristus sebelum dibunuh. Tetapi keadaannya tidak memungkinkan karena wajah Sri Paus sudah tidak asing bagi kebanyakan orang.
Maka dari itu Tarsisius memberanikan diri untuk memberikan sakramen kepada tawanan-tawanan tersebut. Pada pagi-pagi benar, Tarsisius berjalan menelusuri setiap Katakomba dan menuju penjara dimana para tawanan berada, dia membawa Hosti Suci dalam kotak emas dan dikalungkandengan tali pada lehernya serta menutupinya dengan toga yang ia pakai. Tetapi malang bagi nasibnya, di tengah perjalanan ia bertemu dengan teman-teman sekolahnya, teman-teman mengetahui bahwa ia membawa sesuatu dari orang Kristiani, mereka meminta paksa dan Tarsisius menolaknya, sehingga Tarsisius dilempari batu, dipukuli dan ditendang sampai sekarat.
Tak lama kemudian ia bertemu dengan seorang prajurit yang kebetulan beragama Nasrani. Anak-anak itu pun lari pontang-panting karena teriakan prajurit itu. Setelah itu ia meminta tolong kepada prajurit tersebut untuk mengantarkannya kepada para tawanan. Setelah prajurit itu bersedia untuk membawa Hosti Suci, Tarsisius pun dibawa ke rumah orang Kristiani terdekat dan ditinggalkan, karena prajurit itu mau mengantarkan Komuni Suci secara diam-diam kepada para tawanan. Tak lama kemudian Tarsisius meninggal, lukanya terlalu parah. Ia dimakamkan di Katakomba Kalikstus, di Jalan Apia, dekat makam para Sri Paus.
Dari peristiwa tersebut maka Gereja memilih dia menjadi pelindung akolit(proakolit), karena telah mengorbankan hidupnya demi Ekaristi Kudus. Martir suci ini diperingati setiap tanggal 15 Agustus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar